Kamis, 24 September 2020

Menkeu Sebut Indonesia Bakal Resesi, Rupiah Melemah di Level 14.815



 Rupiah ditutup menurun tipis 30 point di level 14.815 dari penutupan awalnya di level 14.785. Dalam perdagangan hari Kamis esok, rupiah diperkirakan kembali lagi dibuka menurun.


"Di antara 20- 50 point di level 14.800-14.870," tutur Direktur PTTRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam info tercatat, Rabu (23/9/2020).


Menurut Ibrahim, salah satunya unsur pelemahan rupiah ialah pengakuan Menteri Keuangan Sri Mulyani jika ekonomi Indonesia akan kembali lagi negatif di kuartal III 2020. Sri Mulyani memprediksi kontraksi ekonomi dalam negeri akan bersambung sampai akhir tahun. Bila ramalan itu betul, berarti Indonesia akan krisis.


Strategi Dapat Jackpot judi Slot Online "Berarti negative teritory berlangsung di kuartal III serta akan berjalan di kuartal IV yang kita usahakan (perkembangan ekonominya) dekati 0 % atau positif," katanya dalam pertemuan wartawan virtual APBN Kita, Selasa (22/9/2020).


Disamping itu, lanjut Ibrahim, pasar terus mengawasi perubahan perancangan amandemen UU Bank Indonesia (BI) yang disodorkan DPR bulan ini. Dalam perancangan amandemen itu, menteri dapat mengubah taktik BI untuk menolong mendanai defisit budget. Ini dipandang ganjil hingga perlu ditanyakan oleh investor asing.


"RUU itu masih juga dalam step awal serta bahasan di banggar DPR. Perancangan ini dapat memerlukan waktu beberapa bulan hingga berefek negatif pada pasar, ditambah lagi permasalahan ini ada waktu Indonesia akan terpengaruh krisis meskipun beberapa beberapa negara juga alami krisis," kata Ibrahim.


Karena, menurut Ibrahim, beberapa negara seperti AS serta Uni Eropa yang alami kritis tidak langsung membuat revisi Undang-undang Perbankan. Dengan begitu, pasar menanyakan keabsahan perancangan amandemen UU BI.


"Sesaat politikus sudah memperkecil intimidasi pada independensi bank, mereka menjelaskan cara dalam RUU untuk jamin akan menolong beli hutang pemerintah pada kondisi genting ialah kemungkinan. Ditambah, ramalan menteri keuangan berkaitan Indonesia akan krisis membuat investor memikir lagi untuk melakukan investasi di Indonesia, khususnya investasi surat hutang negara, obligasi serta valas," katanya.

Previous Post
Next Post